Kisah Mahasiswa UMM Wisuda Tanpa Skripsi Bemodal Hafal 30 Juz Al Quran

Kisah Mahasiswa UMM Wisuda Tanpa Skripsi Bemodal Hafal 30 Juz Al Quran (Dok. Majelis Tabligh.id)
Kisah Mahasiswa UMM Wisuda Tanpa Skripsi Bemodal Hafal 30 Juz Al Quran (Dok. Majelis Tabligh.id)

Setelah terbitnya kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  (Kemdikbud Ristek) terkait mahasiswa bisa lulus tanpa skripsi, semakin banyak metode yang digunakan menilai standar kelulusan mahasiswa. Salah satunya seperti yang dilewati mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bernama Dzikru Izuddin. Ia berhasil lulus dari UMM dengan hafalan Al-Quran 30 Juz.

Dzikru menambahkan setelah lulus pondok pesantren ia memang memiliki bekal hafal juz 30 AL Quran. Ia kemudian mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) UMM agar dapat menjaga hafalannya.

Saat memasuki awal perkuliahan, Dzikru sama sekali tidak terpikir untuk mengikuti lomba tingkat nasional. Ia mengaku tidak bisa melawan rasa minder saat melihat teman yang jauh lebih hebat. Namun, motivasi dari ustadz membuatnya memberanikan diri. “Salah satu lomba MHQ yang pernah saya ikuti berlokasi di Universitas Muhammadiyah Riau, yakni Pekan Olahraga dan Seni (Porseni). Saat itu saya dan tim harus berkompetisi dengan banyak kampus besar. Alhamdulillah kami bisa meraih juara pertama” ujar Dzikru.

Dzikru melanjutkan bahwa setiap akan mengikuti perlombaan MHQ, ia mendalami tafsiran yang ada. Ditambah dengan memperdalam ilmu dari beberapa kitab untuk menambah pengetahuan ketika menjawab pertanyaan.

Hal yang menarik adalah kesempatan Dzikru untuk mengonversi berbagai prestasi yang diraihnya menjadi mata kuliah. Selain itu, ia juga masuk program Merdeka Belajar dan berhak lulus tanpa skripsi bermodalkan minimal hafalan 5 juz. “Saya menyetorkan hafalan sebanyak 5 juz dari depan ke FAI secara langsung dan satu kali duduk. Selain itu juga memerlukan bukti beberapa sertifikat penghargaan yang saya miliki agar syaratnya terpenuhi” ucap Dzikru.

Berkat prestasinya yang sering menjuarai lomba Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ), ia mendapatkan beasiswa dari salah satu masjid di Kota Malang dari semester 1 hingga semester 7. Namun, setelah semester 7 beasiswa ini terpotong karena berbagai hal. “Alhamdulillah saat menghadapi berbagai masalah selalu ada jalan keluar. Ternyata pihak FAI UMM langsung menanggung seluruh biaya kuliah saya hingga saya dapat menjadi sarjana” tutur Dzikru.

Dzikru mengaku senang dapat kuliah bermodalkan hafal Al Quran. “Saya sangat bersyukur karena UMM adalah kampus yang sangat mewadahi mahasiswa untuk berprestasi tanpa banyak biaya. Bahkan kita yang seringkali dibiayai” tutupnya. []cal

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*