Majelis Diktilitbang Gelar Rakornas AIK, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat

Majelis Diktilitbang Gelar Rakornas AIK Penelitian dan Pengabdian PTMA
Majelis Diktilitbang Gelar Rakornas AIK Penelitian dan Pengabdian PTMA

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah ’Aisyiyah (PTMA). Kegiatan ini diselenggarakan pada 12–14 Juni 2025 di Balikpapan, Kalimantan Timur, bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) sebagai tuan rumah.

Rakornas ini menjadi momentum strategis untuk mengevaluasi, mengonsolidasi, dan mendorong inovasi di lingkungan PTMA, terutama dalam penguatan nilai-nilai AIK serta relevansi dan dampak program riset dan pengabdian masyarakat.

Muhammad Musiyam - Rektor Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Muhammad Musiyam – Rektor Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Dalam sambutan pembukaan, Rektor UMKT Muhammad Musiyam menyampaikan rasa syukur dan kehormatan karena dipercaya sebagai tuan rumah. Ia menegaskan bahwa AIK bukan sekadar bagian dari kurikulum, tetapi menjadi ruh, pondasi, dan identitas utama kampus Muhammadiyah.

“Melalui AIK kita dapat membangun karakter, memperkuat nilai, dan membentuk insan yang tercerahkan. Kampus Muhammadiyah harus menjadi miniatur masyarakat yang kita cita-citakan—ruang pertumbuhan iman, akal, dan amal,” tegasnya.

Ia juga mendorong sinergi antar PTMA dalam pengembangan riset yang berdampak. “PTMA memiliki potensi besar dari segi jumlah pakar dan keragaman bidang. Tantangannya adalah bagaimana mengonsolidasikan potensi tersebut menjadi gerakan riset yang mencerahkan,” tambahnya.

Bambang Setiaji - Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah
Bambang Setiaji – Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah

Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji, dalam arahannya menyoroti pentingnya mendayagunakan PTMA untuk mewujudkan Kampus Berdampak. Program ini selaras dengan inisiatif Kemendikbudristek dan dimaknai oleh Muhammadiyah dalam tiga dimensi: keagamaan, sosial-politik, dan ekonomi.

“Pada aspek keagamaan, kampus Muhammadiyah harus mampu mencetak masyarakat modern yang tetap religius. Dari sisi sosial-politik, kita ingin membentuk masyarakat yang demokratis, toleran, dan sehat. Sementara pada aspek ekonomi, PTMA harus mendorong lahirnya wirausahawan baru dan penguatan manufaktur berbasis teknologi,” jelasnya.

Namun, menurut Bambang, realisasi Kampus Berdampak membutuhkan dukungan riset yang kuat. Ia mengkritik kecilnya anggaran riset di Indonesia dan dunia Islam, yang sangat tertinggal dibanding negara-negara maju. “Riset Indonesia hanya sekitar 3,9 juta USD, kalah jauh dari AS yang mencapai 932 juta USD. Untuk menjadi negara kuat, kita harus melompat lewat industrialisasi dan memanfaatkan hasil riset global,” ujarnya.

Irwan Akib - Ketua PP Muhammadiyah
Irwan Akib – Ketua PP Muhammadiyah

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Irwan Akib, secara resmi membuka Rakornas dan menegaskan bahwa AIK serta Penelitian dan Pengabdian Masyarakat adalah jantung kehidupan PTMA. Oleh karena itu, aspek ini tidak boleh dipahami sempit sekadar penghitungan SKS atau administratif semata.

“Untuk menjaga denyut jantung PTMA, dibutuhkan kesinambungan dukungan, termasuk dari sisi anggaran. Agar aliran oksigen dan darah bisa menggerakkan PTMA menuju tujuannya,” ucapnya.

Irwan juga mengingatkan sejarah dan visi awal pendirian lembaga pendidikan Muhammadiyah. Ia mengutip Prof. Nakamura yang menyebutkan bahwa pendidikan Muhammadiyah sejak awal mengemban tiga misi besar: nasionalisme, keislaman, serta penguasaan ilmu dan teknologi.

Rencana pendirian perguruan tinggi Muhammadiyah bahkan sudah muncul sejak 1920 melalui gagasan Kiai Hisyam. Namun baru terealisasi pada 1955 di Padang Panjang, sebelum akhirnya berkembang pesat menjadi lebih dari 160 PTMA di seluruh Indonesia saat ini.

“Kita hanya perlu mengambil inspirasi dari para pendahulu kita, lalu melanjutkan dengan inovasi di masa kini,” tutup Irwan.

Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari dan dirancang untuk merumuskan arah kebijakan AIK, penelitian, serta pengabdian masyarakat PTMA ke depan, agar semakin relevan dan berdampak bagi masyarakat luas. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*