Universitas Muhammadiyah Maumere (Unimof), yang merupakan perguruan tinggi yang masuk kategori Universitas Kristen Muhammadiyah, menjadi contoh konkret dari komitmen berkelanjutan Muhammadiyah dalam memperluas ladang dakwah lewat pendidikan. Sejak awal berdiri, Muhammadiyah terus berupaya menciptakan kesetaraan akses pendidikan di berbagai lapisan masyarakat, terutama di wilayah yang masih minim akses pendidikan dan mengalami kendala ekonomi.
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang berdiri di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini memiliki cara tersendiri dalam mengatasi masalah ekonomi pada mahasiswanya agar tetap bisa mengenyam pendidikan tinggi. Caranya adalah dengan membayar kuliah dari hasil bumi maupun hasil komoditas pertanian lainnya.
Sementara bagi masyarakat atau mahasiswa yang tidak memiliki hasil bumi, Rektor Unimof, Erwin Prasetyo, S.T., M.Pd. menawarkan alternatif lain, yakni membayar uang kuliah dengan cara dicicil. Erwin menegaskan cicilan tersebut tanpa bunga, mahasiswa dapat mencicil pembayaran selama enam atau 72 kali masa cicilan per bulan.
“Kelonggaran waktu selama enam tahun ini untuk mempermudah para mahasiswa menyelesaikan kuliah dan kemudian bekerja. Tetapi sebelum semuanya lunas, kampus tetap memberikan ijazah dalam bentuk fotokopi supaya alumni bisa mencari pekerjaan dengan mudah,” ungkap Erwin.
Saat ini, Universitas Muhammadiyah Maumere memiliki dua fakultas dan sebelas program studi (Prodi), yakni Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan yang mencangkup Prodi Pendidikan Matematika, Fisika, Biologi, Ekonomi, Kimia, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Selanjutnya Fakultas Sains dan Bisnis yang menaungi Prodi Informatika, Bisnis Digital, dan Administrasi Kesehatan.
“Selain dua kemudahan itu, kampus kami juga menerima beasiswa dari LazisMu dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta tawaran potongan biaya kuliah untuk calon mahasiswa,” ungkap Erwin.
Lebih lanjut, Erwin menyampaikan bahwa dengan kemudahan-kemudahan tersebut diharapkan Universitas Muhammadiyah Maumere mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk membangun daerah dan dapat menjadi pilihan bagi masyarakat lokal, sehingga tidak perlu meninggalkan Flores untuk melanjutkan studi.
“Peningkatan SDM menjadi kunci perkembangan suatu daerah. Kami berharap ada peningkatan SDM di Lembata, karena kami juga bagian dari upaya mencerdaskan anak bangsa sesuai amanah undang-undang. Semoga Lembata cepat berkembang karena perkembangan daerah juga ditentukan oleh SDM.” harap Erwin. [] Ron
Be the first to comment